
Samarinda (Humas) - Pendidikan Agama Islam (PAI) bukan sekadar mata pelajaran, tetapi juga pilar utama dalam membentuk karakter, moral, dan akhlak peserta didik. Menyadari pentingnya peran guru PAI dalam dunia pendidikan, Pengawas Kota Samarinda, Ibu Baqi Nurul Hakkurahmy, M.Pd., kembali melaksanakan Monitoring dan Supervisi Guru PAI (GPAI) pada Senin (29/09). Kegiatan ini merupakan bagian dari pendampingan pelaksanaan program akademik Triwulan III di empat sekolah tingkat SMA/SMK yang berada di wilayah Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda.
Supervisi
pertama dilakukan di SMA Nabiel Husein, beralamat di Jl. Rapak Indah No. 1,
Karang Asam Ulu. Sekolah ini memiliki 8 rombongan belajar dengan jumlah siswa
sekitar 192 orang yang dibimbing oleh seorang guru PAI. Dalam kunjungannya,
pengawas tidak hanya melakukan pengawasan administratif, tetapi juga memberikan
semangat dan masukan langsung kepada guru agar pembelajaran tetap relevan,
menyenangkan, dan mampu membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia.
Perjalanan
kemudian berlanjut ke SMK Nabiel Husein, yang masih berada di kompleks yang
sama. Di sekolah ini terdapat 6 rombel dengan jumlah siswa ± 108 orang, serta
satu guru PAI yang mendampingi. Kehadiran pengawas di sini membawa energi baru
bagi guru. Ibu Baqi menekankan pentingnya menghadirkan metode pembelajaran yang
kreatif dan kontekstual, sehingga siswa SMK yang bersiap menghadapi dunia kerja
tetap mendapatkan bekal nilai spiritual yang kokoh.
Kunjungan
selanjutnya dilakukan di SMKN 15 Samarinda, salah satu sekolah besar di kawasan
Lok Bahu. Dengan jumlah 43 rombongan belajar dan siswa mencapai ± 1.362 orang,
serta melibatkan 4 guru PAI, sekolah ini menjadi tantangan tersendiri. Melalui
dialog hangat bersama guru, pengawas memberikan arahan agar pembelajaran PAI
mampu merangkul seluruh siswa dengan pendekatan yang variatif, tidak hanya
fokus pada teori, tetapi juga praktik nilai-nilai agama dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan
ditutup dengan supervisi di SMKN 12 Loa Buah, beralamat di Jl. Ekonomi No. 69.
Sekolah ini memiliki 21 rombel, sekitar 550 siswa, dengan 3 guru PAI. Dalam
suasana penuh keakraban, pengawas menekankan pentingnya kolaborasi antara guru
untuk saling menguatkan dalam menghadapi dinamika pendidikan. Selain itu,
beliau juga memotivasi guru agar tetap menjaga semangat mengajar meskipun
menghadapi tantangan jumlah siswa yang cukup besar.
Secara
keseluruhan, kegiatan monitoring dan supervisi ini tidak hanya dimaknai sebagai
bentuk pengawasan, tetapi juga pembinaan, evaluasi, motivasi, koordinasi,
hingga fungsi diagnostik. Guru diberikan ruang untuk menyampaikan kendala,
berbagi pengalaman, sekaligus menerima masukan yang membangun.
Lebih dari itu,
kehadiran pengawas di ruang kelas maupun dalam diskusi personal memberikan
nuansa humanis: bahwa guru tidak berjalan sendirian. Ada pihak yang
mendampingi, mengarahkan, sekaligus memberi dorongan moral agar semangat
mengajar tetap terjaga.
“Setiap guru
PAI memiliki peran yang sangat besar dalam membangun jiwa anak bangsa. Jika
pembelajaran dilakukan dengan ikhlas dan penuh kreativitas, maka siswa bukan
hanya memahami ilmu agama, tetapi juga meresapi nilai-nilainya dalam kehidupan
sehari-hari,” demikian salah satu pesan yang menguatkan guru selama kegiatan
berlangsung.
Melalui
supervisi ini, diharapkan guru PAI di tingkat SMA/SMK semakin termotivasi untuk
mengembangkan pembelajaran yang inovatif, relevan, dan menyenangkan. Sehingga
tujuan pendidikan agama tidak hanya tercapai secara kognitif, tetapi juga
membentuk siswa yang berkarakter, berakhlak mulia, dan siap menghadapi
tantangan masa depan dengan landasan iman yang kuat. (DNA/foto:PP)