
Samarinda (Humas) — Kantor Kementerian Agama Kota Samarinda kembali melaksanakan agenda pendampingan pengawas pada triwulan ketiga dengan fokus pada implementasi kurikulum berbasis cinta dan pendekatan deep learning dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (24/9) bertempat di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Mujahidah Nahdlatul Wathan, Kelurahan Bentuas, Kecamatan Palaran.
Kegiatan pendampingan ini menjadi bagian dari program rutin yang dijalankan Kemenag Kota Samarinda untuk memastikan kualitas pembelajaran di madrasah berjalan sesuai dengan arah kebijakan pendidikan Islam. Pendekatan kurikulum berbasis cinta ditekankan sebagai pondasi dalam membangun suasana belajar yang humanis, penuh empati, dan menjunjung nilai-nilai kasih sayang dalam interaksi guru maupun peserta didik. Sementara itu, pendekatan deep learning diperkenalkan sebagai strategi untuk mendorong siswa agar tidak sekadar menghafal, tetapi juga memahami, mengaitkan, dan mampu mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan nyata.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh pendidikan dan civitas madrasah. Hadir Pengawas Manajerial Madrasah, Hevvi Mahfudiansyah, S.Pd., yang berperan memastikan kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan. Turut hadir pula Pengasuh Pondok Pesantren Al Mujahidah Nahdlatul Wathan, H. Fahmi Kamar, S.Pd.I, Kepala MTs Al Mujahidah Nahdlatul Wathan, H. Ahmadi, S.HI, serta mahasiswa UINSI, Muhammad Fajriansyah, yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Kemenag Kota Samarinda. Tidak ketinggalan, seluruh guru madrasah yang berjumlah 13 orang juga mengikuti kegiatan ini secara penuh.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru di MTs Al Mujahidah Nahdlatul Wathan dapat semakin profesional dalam melaksanakan tugasnya sekaligus mampu menjadi teladan dalam membangun generasi muda yang berakhlak mulia, berpengetahuan luas, serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Pendampingan ini juga menegaskan komitmen Kementerian Agama Kota Samarinda dalam mendukung transformasi pendidikan Islam yang adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tetap berpijak pada nilai-nilai luhur keagamaan.
Dengan pelaksanaan pendampingan ini, MTs Al Mujahidah Nahdlatul Wathan diharapkan dapat menjadi salah satu contoh madrasah yang mampu mengimplementasikan kurikulum berbasis cinta dan deep learning secara nyata, sehingga menghasilkan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang dalam karakter dan spiritualitas. (AR/foto:PP)