Jl. Harmonika No. 2 Samarinda

kotasamarinda@kemenag.go.id

  • Debvi Nur Aprianti, Pranata Hubungan Masyarakat KanKemenag Kota Samarinda
  • 2025-09-17 11:52:53
  • 44

Menjadi Pribadi yang Terus Bertumbuh

Setiap manusia diciptakan Allah SWT dengan potensi yang luar biasa. Potensi itu berupa akal untuk berpikir, hati untuk merasakan, serta fisik untuk beramal. Namun, potensi tersebut tidak akan bermakna jika tidak dikembangkan. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengajarkan tentang hubungan manusia dengan Allah (hablun minallah), tetapi juga menekankan pentingnya hubungan dengan sesama (hablun minannas) dan pengembangan diri agar manusia menjadi pribadi yang bermanfaat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11).

Ayat ini menjadi dasar penting bahwa pengembangan diri merupakan tanggung jawab pribadi. Allah memberikan peluang, namun manusialah yang menentukan sejauh mana ia mau berusaha.

Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing. Ada yang pandai dalam ilmu agama, ada yang terampil dalam seni, ada pula yang unggul dalam kepemimpinan. Tantangannya adalah bagaimana kita mengenali potensi tersebut dan mengembangkannya dengan sungguh-sungguh.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad).

Hadis ini mengajarkan bahwa kelebihan yang kita miliki bukan hanya untuk kebanggaan pribadi, melainkan untuk memberi manfaat bagi sesama. Oleh karena itu, pengembangan diri bukan sekadar untuk prestasi pribadi, tetapi juga untuk kontribusi sosial.

Dalam Islam, setiap amal ditentukan oleh niat. Begitu pula dalam pengembangan diri, niat yang lurus sangatlah penting. Niatkan setiap upaya belajar, berlatih, dan berusaha sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dengan niat yang benar, proses pengembangan diri akan bernilai pahala, sekalipun dalam hal-hal duniawi seperti belajar ilmu pengetahuan, keterampilan, atau manajemen diri.

Integritas juga menjadi kunci. Tidak ada gunanya mengembangkan diri secara lahiriah jika akhlak dan moralitas diabaikan. Pendidikan karakter Islami menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

Islam menempatkan ilmu pada posisi yang sangat tinggi. Wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW adalah perintah membaca (Iqra’), yang menandakan pentingnya ilmu sebagai fondasi pengembangan diri. Pengembangan diri Islami menuntut kita untuk memperdalam ilmu agama sekaligus ilmu dunia, sehingga dapat menjadi insan yang seimbang dan bermanfaat. Pengembangan diri membutuhkan proses, dan proses itu memerlukan disiplin serta kesabaran. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam hal kedisiplinan. Beliau mengajarkan pentingnya keteraturan, baik dalam ibadah harian maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan sabar dan tekun, setiap usaha pengembangan diri akan membuahkan hasil yang indah. Waktu adalah amanah yang sangat berharga. Rasulullah SAW bersabda:

“Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).

Pengembangan diri tidak akan tercapai jika seseorang tidak mampu mengelola waktu. Membaca, menulis, berlatih, atau berkarya membutuhkan alokasi waktu khusus. Seorang Muslim yang bijak akan menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat, bukan menyia-nyiakannya dengan perkara yang sia-sia. Pengembangan diri Islami bermuara pada satu hal: menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Sebaik apapun pencapaian seseorang, nilainya akan lebih besar jika mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Dengan ilmu, kita bisa membimbing. Dengan keterampilan, kita bisa menolong. Dengan akhlak mulia, kita bisa menjadi teladan. Inilah hakikat pengembangan diri Islami: menjadikan diri kita cahaya yang menerangi, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Pengembangan diri dalam perspektif Islam bukanlah sekadar mengejar prestasi duniawi, tetapi juga membangun karakter, memperbaiki niat, serta menumbuhkan manfaat. Islam mengajarkan keseimbangan antara ilmu, iman, dan amal, sehingga seorang Muslim dapat menjadi pribadi yang unggul dan mulia.

Mari kita jadikan pengembangan diri sebagai bagian dari ibadah. Dengan terus belajar, berusaha, dan memperbaiki diri, kita tidak hanya mengangkat kualitas hidup pribadi, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa. Pengembangan diri adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan, namun dengan iman, kesabaran, dan ketekunan, setiap langkah kita akan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Alamat

  • Jl. Harmonika no. 2 Samarinda
  • (0541) 743736
  • 082191575187
  • kotasamarinda@kemenag.go.id
  • Senin - Jum'at: 08:00 - 15:30