Sejak
masa Rasulullah ﷺ, masjid telah memainkan peran vital dalam kehidupan umat Islam.
Masjid Nabawi di Madinah, misalnya, tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi
juga pusat pendidikan, musyawarah, hingga pembinaan umat. Dari masjid lahirlah
gagasan besar yang membangun peradaban Islam. Kini, di era milenial dan Gen Z,
masjid menghadapi tantangan baru. Perkembangan teknologi digital telah mengubah
pola interaksi masyarakat, terutama generasi muda yang tumbuh dengan gawai,
media sosial, dan internet. Jika masjid tidak beradaptasi, maka perannya bisa
semakin berkurang dalam kehidupan generasi ini. Padahal, Islam mendorong
umatnya untuk memanfaatkan sarana zaman sebagai jalan dakwah. Allah SWT
berfirman: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104). Ayat ini
mengajarkan pentingnya dakwah yang relevan dengan kondisi zaman. Karena itu,
masjid di era digital perlu menjadi pusat peradaban yang mampu menyapa generasi
milenial dan Gen Z melalui dakwah digital, aplikasi masjid, hingga konten
kreatif Islami.
Di
era digital, dakwah tidak hanya berlangsung di mimbar, tetapi juga melalui
media sosial, podcast, dan video singkat. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sampaikanlah
dariku walau satu ayat.” (HR. Bukhari). Hadis ini menegaskan bahwa
dakwah bisa dilakukan secara sederhana, bahkan dalam bentuk konten digital yang
singkat namun bermakna. Masjid dapat menjadi pusat produksi konten Islami
dengan melibatkan remaja masjid yang memiliki keahlian di bidang teknologi. Selain
dakwah, inovasi lain yang dapat dikembangkan adalah aplikasi masjid. Aplikasi
ini bisa memuat jadwal shalat, agenda kajian, hingga fitur donasi online
yang transparan. Dengan cara ini, jamaah lebih mudah mengakses informasi
sekaligus menyalurkan infak dan sedekah. Hal ini sejalan dengan firman Allah
SWT: “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik...” (QS. Al-Baqarah: 267). Generasi milenial dan
Gen Z memiliki semangat kreatif tinggi. Masjid bisa menjadi ruang kolaborasi
dengan mengadakan workshop konten Islami, pelatihan bisnis syariah digital,
atau kegiatan sosial yang dikemas secara menarik. Dengan begitu, masjid tetap menjaga
ruh spiritual sekaligus hadir sebagai ruang inovasi yang menyentuh kebutuhan
generasi muda.
Masjid
sejak awal berdirinya telah menjadi pusat peradaban Islam. Namun, untuk tetap
relevan di era milenial dan Gen Z, masjid harus mampu beradaptasi dengan
perkembangan zaman. Pemanfaatan dakwah digital, aplikasi masjid, dan konten
kreatif Islami merupakan langkah strategis agar masjid kembali dekat dengan
generasi muda. Teknologi bukanlah penghalang, melainkan sarana untuk memperluas
manfaat dakwah. Dengan inovasi yang bijak, masjid bisa menjadi rumah spiritual
sekaligus pusat kreativitas yang membimbing umat. Generasi muda pun akan merasa
masjid sebagai ruang yang ramah, modern, dan inspiratif. Kini, masjid di era
digital bukan hanya tempat sujud, tetapi juga pusat peradaban yang
menghubungkan nilai-nilai Islam dengan dunia modern. Dengan kolaborasi dan
semangat inovasi, masjid dapat kembali menjadi poros peradaban Islam yang kuat
dan berdaya guna bagi semua kalangan.