Jl. Harmonika No. 2 Samarinda

kotasamarinda@kemenag.go.id

  • Abdul Muhid, Pengembang Teknologi Pembelajaran Kemenag Kota Samarinda
  • 2025-10-08 12:14:41
  • 240

Masjid Ramah Milenial: Dari Ibadah ke Kreativitas Sosial

Masjid sejak masa Rasulullah bukan hanya menjadi tempat ibadah, melainkan juga pusat peradaban umat. Di sana lahir gagasan, musyawarah, pendidikan, bahkan aktivitas sosial yang membangun masyarakat. Dalam konteks kekinian, muncul tantangan baru dengan hadirnya generasi milenial yang memiliki karakter berbeda: melek teknologi, kreatif, ekspresif, dan gemar berkolaborasi. Banyak di antara mereka mencari ruang yang bukan hanya religius, tetapi juga inspiratif dan produktif. Oleh karena itu, masjid dituntut untuk bertransformasi agar tetap relevan dan mampu menjawab kebutuhan zaman. Konsep “Masjid Ramah Milenial” hadir sebagai jawaban atas perubahan sosial tersebut. Ramah bukan berarti mengurangi fungsi ibadah, melainkan memperluas peran masjid sebagai tempat pengembangan kreativitas, literasi digital, kepedulian sosial, serta wadah tumbuhnya generasi beriman yang juga berdaya guna bagi masyarakat. Dengan demikian, masjid tidak hanya dipandang sebagai tempat ritual, tetapi juga sebagai pusat kreativitas sosial yang memberi warna positif bagi generasi muda.

Dalam sejarah Islam, masjid selalu menjadi pusat kehidupan. Rasulullah membangun Masjid Nabawi bukan hanya untuk salat, tetapi juga sebagai tempat belajar, musyawarah, hingga pengelolaan sosial umat. Hal ini selaras dengan firman Allah : Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah...” (QS. At-Taubah: 18). Ayat ini menegaskan bahwa kemakmuran masjid tidak hanya sebatas ritual, melainkan juga meliputi kegiatan sosial yang menumbuhkan kebaikan di tengah masyarakat. Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad). Hadis ini menjadi dasar bahwa aktivitas sosial di masjid, termasuk kreativitas milenial dalam bidang pendidikan, seni Islami, literasi, hingga teknologi digital, adalah bagian dari ibadah bila diniatkan untuk kebaikan. Tokoh yang relevan untuk menggambarkan masjid ramah milenial adalah Syaikh Ahmad Yasin, pendiri Hamas di Palestina. Meski dalam kondisi keterbatasan fisik, beliau menjadikan masjid bukan hanya tempat salat, tetapi pusat pembinaan generasi muda, pendidikan agama, dan perlawanan intelektual. Masjid dalam pandangannya adalah ruang lahirnya kreativitas sosial yang membangkitkan semangat umat. Dalam konsep ini dapat diwujudkan melalui berbagai program masjid seperti: kajian interaktif berbasis digital, kelas kewirausahaan pemuda, pelatihan konten Islami, hingga kegiatan sosial seperti bakti lingkungan dan gerakan literasi. Masjid juga dapat memanfaatkan media sosial untuk dakwah kreatif, sehingga lebih dekat dengan generasi milenial dan Gen Z. Dengan begitu, masjid ramah milenial akan melahirkan komunitas yang tidak hanya rajin beribadah, tetapi juga aktif berinovasi dan peduli pada sesama.

Masjid ramah milenial adalah sebuah kebutuhan zaman. Ia tidak mengurangi nilai kesakralan masjid sebagai rumah Allah, melainkan memperluas perannya agar lebih inklusif, kreatif, dan responsif terhadap kebutuhan generasi muda. Dengan pendekatan ini, masjid dapat menjadi ruang yang memadukan antara ibadah spiritual dan kreativitas sosial, sehingga semakin banyak pemuda yang merasa memiliki dan terlibat dalam kegiatan masjid. Ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah memberikan pijakan bahwa kemakmuran masjid terletak pada kebermanfaatannya bagi umat. Menghidupkan masjid dengan berbagai aktivitas produktif adalah bagian dari ibadah dan upaya memakmurkan bumi. Contoh para tokoh Islam juga menunjukkan bahwa masjid dapat menjadi pusat pergerakan sosial yang membangkitkan semangat generasi muda. Oleh karena itu, sudah saatnya masjid di era digital bertransformasi menjadi tempat yang ramah bagi milenial: tempat mereka beribadah, belajar, berkarya, dan berkontribusi untuk umat. Dengan demikian, masjid tidak hanya melahirkan generasi yang taat, tetapi juga kreatif, inovatif, dan bermanfaat bagi bangsa serta agama.

Alamat

  • Jl. Harmonika no. 2 Samarinda
  • (0541) 743736
  • 082191575187
  • kotasamarinda@kemenag.go.id
  • Senin - Jum'at: 08:00 - 15:30